Cinta Sepihak
91
Pernahkah sebelumnya terpikirkan olehmu? Saat kau mulai menyukai seseorang, apakah orang yang kau suka juga balas menyukaimu?
Bagaimana bila TIDAK? bagaimana bila bukan kau orang yang selama ini ia harapkan? Harusnya kau pikirkan ini di awal !
Pada kenyataannya, saat ini kau patah hati. Cinta yang hadir tersebut telah menyisihkan hatimu. Bukan karena apapun, juga bukan karena kau tak berharga, bukan karena kau kurang pantas untuk bersama dengannya, bukan juga karena kau terlalu bebal, sehingga tak mengetahui gejala alam sebelum ia menolakmu.
Aaaah… manisnya, saat itu.
Setiap kau melambaikan tangan dan bergegas menemuiku, hanya untuk membahas tentang dia.
Saat sebersit harap di dirimu untuk melabuhkan asa dan menyandarkan hati. Saat ada sebuah rasa di dirimu yang meluap-luap bagaikan banjir bandang tertahan di balik wajahmu yang merona. Dan binar matamu yang tak sanggup menyembunyikan itu semua.
Seolah-olah kau hidup hanya untuknya. Seolah kau bumi yang terletak di tengah-tengah untuk mengitari dia sebagai mataharinya.
Kau yang selama itu mencintainya tanpa henti.
Kemudian, pada saat yang tak terduga, saat harap-harapmu itu seperti singsingan fajar yang semakin meninggi dan kemudian menjadi mentari pagi di ufuk timur yang kian mencerah, kau dihadapkan pada sesuatu yang bagimu lebih dahsyat dari hancurnya semesta. Harapan dan asa yang kau rajut tiba-tiba saja buyar seketika.
Jika cinta itu tak pernah hadir maka untuk apa memaksanya hadir. Cinta yang sepihak ini, cinta yang hakikatnya sepihak ini, sesungguhnya tak pernah bertepuk sebelah tangan.
Sahabatku yang sedang dirundung duka. Mungkin saja harapanmu itu telah membuatmu lupa ada banyak cinta disekelilingmu.